Model Truk Listrik Teratas untuk Operasi Angkutan Jarak Menengah hingga Jauh
Mercedes-Benz eActros 400: Fokus Angkutan Regional dengan Keterbatasan Antar-Kota
Mercedes-Benz telah mengembangkan eActros 400 secara khusus untuk pekerjaan pengiriman regional, dengan uji coba jalan nyata pada tahun 2024 yang menunjukkan truk ini mampu menempuh jarak antara 250 hingga 300 mil sebelum perlu diisi ulang. Truk ini dilengkapi baterai besar berkapasitas 400 kWh yang memungkinkannya membawa muatan sekitar 22 ton, yang masuk akal bagi pengemudi yang harus keluar setiap hari dan kembali ke lokasi basis yang sama. Namun ada kendala saat berkendara pada kecepatan tinggi di jalan raya, di mana kendaraan cenderung menghabiskan daya lebih cepat, sehingga perjalanan jarak jauh antar kota menjadi kurang praktis. Waktu pengisian daya juga perlu diperhatikan—waktu yang dibutuhkan untuk mengisi daya dari 20% hingga 80% adalah sekitar satu setengah jam. Artinya, sebagian besar operator memerlukan akses ke stasiun pengisian daya di depot mereka pada malam hari, bukan mengandalkan pengisian cepat di sepanjang perjalanan seperti truk diesel konvensional.
Volvo FH Aero Electric dan Scania 45 R: Prototipe Berbasis MCS yang Menargetkan Jangkauan 600 Mil
Volvo dan Scania telah memulai pengembangan prototipe truk listrik yang mengadopsi teknologi Megawatt Charging System (MCS), yang diharapkan dapat mengatasi masalah jangkauan berkendara terbatas. Truk-truk ini dilengkapi baterai besar dengan kapasitas lebih dari 600 kWh serta desain aerodinamis yang ditingkatkan. Tujuannya adalah mencapai jarak sekitar 600 mil per sekali pengisian, yang kira-kira 40 persen lebih baik dibandingkan kebanyakan truk listrik yang tersedia di pasaran saat ini. Dengan kompatibilitas MCS, kendaraan-kendaraan ini dapat mengisi daya dari 10 hingga 80 persen dalam waktu sekitar setengah jam, sehingga cocok untuk operasi berkelanjutan selama beberapa hari tanpa perlu berhenti sering kali. Namun, penerapan teknologi ini secara luas di Eropa sangat bergantung pada penyelesaian jaringan koridor pengisian MCS yang direncanakan selesai pada tahun 2026. Beberapa program uji coba saat ini sedang berlangsung untuk mengevaluasi kinerja sistem-sistem ini di iklim dingin serta kemampuannya mempertahankan kapasitas angkut barang yang baik dalam berbagai kondisi.
Tesla Semi dan Freightliner eCascadia: Kinerja Pengisian Cepat dan Kesiapan Armada
Tesla Semi dapat menempuh jarak sekitar 500 mil dengan sekali pengisian daya saat membawa muatan penuh. Hal ini dimungkinkan berkat sistem kelistrikan canggih 1.000 volt dan stasiun pengisian khusus berkekuatan lebih dari 1 megawatt yang hingga kini baru dikembangkan oleh Tesla. Beberapa pengujian independen pada tahun 2023 menunjukkan bahwa truk ini bisa terisi hingga 70% dalam waktu setengah jam jika kondisi pengisian sangat ideal. Di sisi lain, model eCascadia dari Freightliner dengan baterai 438 kilowatt jam mampu menempuh sekitar 230 mil sebelum perlu diisi ulang. Yang membuat truk ini menonjol adalah kemampuannya beroperasi dengan baik menggunakan fasilitas depot yang sudah ada di banyak lokasi. Sebagian besar tempat dapat mengisi truk ini hingga 80% dalam waktu sekitar sembilan puluh menit menggunakan konektor CCS standar yang tersedia di kebanyakan titik pengisian kendaraan listrik saat ini. Tesla jelas membutuhkan lokasi pengisian khusus mereka sendiri, sedangkan truk Freightliner dapat berfungsi dengan baik menggunakan jaringan pengisian apa pun yang kebetulan berada di dekatnya, yang bisa menjadi pertimbangan besar bagi perusahaan yang ingin beralih ke kendaraan listrik untuk distribusi lebih cepat.
Infrastruktur Pengisian: Penghambat Utama Adopsi Truk Listrik Antar-Kota
Kesiapan Sistem Pengisian Megawatt (MCS): Menutup Kesenjangan Antara Visi dan Implementasi
Sistem Pengisian Megawatt (MCS) hampir mutlak diperlukan jika kita ingin truk listrik dapat menangani perjalanan jarak jauh secara efektif. Sistem ini mampu mengisi daya hingga 80% hanya dalam waktu setengah jam, yang terdengar mengesankan secara teori. Namun, terdapat kesenjangan besar antara janji teknologi dan kenyataan di lapangan. Saat ini, sebagian besar jalan raya utama memiliki sangat sedikit titik pengisian MCS yang tersedia. Operator truk akhirnya harus mengandalkan pengisi daya CCS yang lebih lama, yang memakan waktu terlalu lama dan mengurangi waktu berkendara berharga saat mengangkut barang antar kota. Kenyataannya sederhana: tanpa cukup stasiun MCS yang tersebar di rute-rute utama, semua truk listrik canggih yang masih berada di dealer tidak akan memberikan dampak besar pada jaringan transportasi dunia nyata.
Interoperabilitas dan Jaringan Pengisian Cepat di Seluruh Platform Truk Listrik Utama
Ketiadaan solusi pengisian daya standar terus menjadi masalah besar bagi banyak pihak di industri ini. Truk listrik dari berbagai produsen kerap hadir dengan konektor dan perangkat lunak khusus yang tidak saling kompatibel, sehingga menimbulkan berbagai masalah bagi siapa pun yang ingin mengisi dayanya. Operator armada sangat membutuhkan kendaraan mereka dapat beroperasi dengan lancar di berbagai stasiun pengisian yang ditemukan di jalan. Sistem pembayaran yang dapat digunakan di mana saja serta informasi mutakhir mengenai ketersediaan pengisi daya akan memberikan dampak besar terhadap operasional sehari-hari. Ketika perusahaan tidak dapat mengisi daya truk mereka karena sistem yang tidak kompatibel, terutama saat mengangkut barang melewati batas negara dengan regulasi yang sangat berbeda, hal ini hanya menambah keterlambatan dan biaya yang tidak perlu. Permasalahan ini tidak akan terselesaikan kecuali para produsen mobil, perusahaan listrik, dan pejabat pemerintah benar-benar duduk bersama untuk mencari cara membuat sistem yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat.
